
15 Februari 2025
Perayaan Cap Go Meh di kawasan Sudirman, Jakarta, berlangsung meriah dan penuh antusiasme. Acara yang digelar untuk memperingati hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek ini menjadi magnet bagi ribuan pengunjung yang ingin menikmati suasana budaya Tionghoa yang kental, lengkap dengan pertunjukan seni dan kuliner khas.
Karnaval Budaya yang Menarik Perhatian
Salah satu daya tarik utama perayaan Cap Go Meh tahun ini adalah karnaval budaya yang memadukan tradisi Tionghoa dengan elemen budaya lokal. Barongsai dan liong (naga) yang megah meliuk-liuk di sepanjang Jalan Sudirman, disambut tepuk tangan meriah dari para pengunjung.
Selain itu, parade kostum tradisional Tionghoa yang dihiasi warna merah dan emas berhasil mencuri perhatian publik. Peserta parade terdiri dari berbagai komunitas seni dan budaya, yang turut mempromosikan semangat keberagaman dan persatuan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Cap Go Meh bukan hanya tradisi Tionghoa, tetapi juga menjadi bagian dari budaya Indonesia yang kaya dan beragam,” ujar Thomas Liem, salah satu koordinator acara.
Kuliner Khas Jadi Favorit Pengunjung
Tak lengkap rasanya perayaan Cap Go Meh tanpa kehadiran aneka kuliner khas. Di area bazar yang terletak di dekat kawasan Bundaran HI, pengunjung bisa mencicipi berbagai makanan khas, seperti kue keranjang, onde-onde, lontong Cap Go Meh, hingga camilan modern dengan sentuhan rasa tradisional.
Nina, salah satu pengunjung yang datang bersama keluarganya, mengaku sangat menikmati suasana dan makanan yang tersedia. “Anak-anak saya suka melihat barongsai, dan kami juga senang mencoba kuliner-kuliner khas di sini. Ini pengalaman yang menyenangkan untuk keluarga,” ujarnya.
Pertunjukan Seni yang Memukau
Perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni, termasuk tarian tradisional Tionghoa, musik guzheng (alat musik tradisional), dan pertunjukan wayang potehi. Tak ketinggalan, ada juga workshop kaligrafi Mandarin yang memungkinkan pengunjung untuk belajar langsung menulis huruf-huruf China dengan kuas tradisional.
Warga asing yang hadir dalam acara ini pun tampak terkesan. Michael, seorang turis asal Australia, mengungkapkan kekagumannya pada keberagaman budaya yang ditampilkan. “Ini pertama kalinya saya melihat perayaan seperti ini, dan semuanya sangat menarik. Barongsai dan musik tradisionalnya sangat memukau,” katanya.
Dukungan Pemerintah dan Komunitas Lokal
Perayaan Cap Go Meh di Sudirman merupakan hasil kerja sama antara komunitas Tionghoa, pemerintah daerah, dan pelaku usaha. Pemprov DKI Jakarta mendukung penuh acara ini sebagai bagian dari upaya melestarikan tradisi dan meningkatkan daya tarik wisata kota.
“Kami ingin menjadikan Jakarta sebagai kota yang merangkul semua budaya. Perayaan seperti Cap Go Meh ini adalah bukti bagaimana keberagaman bisa dirayakan bersama,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Andri Setiawan.
Simbol Persatuan dan Harapan
Cap Go Meh bukan hanya tentang perayaan budaya, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan harapan. Tradisi ini dipercaya sebagai momen untuk mengusir hal-hal buruk dan membawa keberuntungan serta kebahagiaan sepanjang tahun.
Rangkaian acara di kawasan Sudirman ditutup dengan pelepasan lampion di malam hari, menciptakan pemandangan yang indah dan penuh makna. Para pengunjung turut menuliskan harapan mereka untuk tahun yang lebih baik di lampion sebelum dilepaskan ke langit.
“Cap Go Meh adalah waktu untuk merayakan kebersamaan dan keberuntungan. Kami berharap perayaan ini bisa menjadi momen yang membawa kebaikan untuk semua,” ujar Thomas.
Dengan suasana meriah, pertunjukan seni yang spektakuler, dan cita rasa kuliner yang menggugah selera, perayaan Cap Go Meh di kawasan Sudirman Jakarta tahun ini menjadi salah satu perayaan yang paling berkesan. Pemerintah berharap tradisi ini terus dilestarikan dan semakin dikenal oleh masyarakat luas.