21 Januari 2025
Pemerintah China menyampaikan harapan agar hubungan bilateral dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump tetap berjalan dalam semangat kerja sama, bukan konfrontasi. Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat terkait isu perdagangan, teknologi, dan geopolitik antara kedua negara adidaya tersebut.
Pernyataan Resmi dari Beijing
Dalam konferensi pers rutin yang digelar di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menegaskan bahwa China selalu membuka pintu untuk dialog yang konstruktif dengan Amerika Serikat.
“Kami percaya bahwa hubungan yang stabil dan saling menguntungkan antara China dan Amerika Serikat tidak hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga bagi perdamaian dan kemakmuran global. Kami berharap pemerintahan Trump dapat mengutamakan kerja sama daripada memperdalam konfrontasi,” ujar Mao.
Ketegangan yang Berlangsung
Hubungan China dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir mengalami pasang surut. Beberapa isu yang menjadi sumber ketegangan antara lain:
- Perdagangan dan Tarif: Kedua negara telah memberlakukan tarif tinggi pada produk masing-masing, yang menciptakan perang dagang sejak 2018.
- Teknologi: Larangan terhadap perusahaan teknologi China, seperti Huawei, oleh pemerintah AS, serta langkah China untuk mengembangkan teknologi dalam negeri, menjadi sorotan utama.
- Geopolitik: Perselisihan terkait Laut China Selatan dan dukungan AS terhadap Taiwan terus memanaskan hubungan kedua negara.
Meski begitu, beberapa pengamat menyebut ada ruang untuk memperbaiki hubungan, terutama dalam isu global seperti perubahan iklim dan kesehatan.
Tanggapan Pemerintahan Trump
Presiden Donald Trump, yang kembali menjabat untuk periode berikutnya, belum memberikan respons resmi atas pernyataan dari Beijing. Namun, beberapa penasihat senior di Gedung Putih menyatakan bahwa kebijakan terhadap China akan tetap berfokus pada perlindungan kepentingan ekonomi dan keamanan nasional Amerika Serikat.
“Presiden Trump tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa hubungan dengan China didasarkan pada keadilan dan kesetaraan. Kami akan selalu mendahulukan kepentingan rakyat Amerika,” ujar seorang pejabat senior Gedung Putih yang enggan disebutkan namanya.
Pandangan Pengamat
Pengamat hubungan internasional, Dr. Alexander Smith, menyebut bahwa hubungan antara China dan Amerika Serikat akan tetap sulit diprediksi. Meski ada peluang untuk kerja sama di beberapa bidang, isu-isu mendasar seperti persaingan ekonomi dan geopolitik tetap menjadi tantangan besar.
“Kerja sama mungkin terjadi, tetapi akan sangat bergantung pada kedua pihak untuk menunjukkan itikad baik. Tanpa itu, ketegangan bisa saja meningkat,” kata Smith.
Harapan untuk Masa Depan
China juga menyoroti pentingnya stabilitas dalam hubungan kedua negara untuk mendukung pemulihan ekonomi global pasca-pandemi. Sebagai dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, keputusan yang diambil oleh China dan Amerika Serikat akan berdampak signifikan pada stabilitas global.
“Kami berharap kedua negara dapat menemukan jalan tengah untuk menyelesaikan perbedaan mereka dan berkontribusi pada perdamaian dunia,” ujar Mao Ning.
Penutup
Harapan China agar pemerintahan Trump lebih mengutamakan kerja sama menunjukkan kesadaran akan pentingnya hubungan bilateral yang stabil. Namun, dengan adanya berbagai isu yang belum terselesaikan, jalan menuju hubungan yang lebih harmonis masih penuh tantangan. Dunia kini menanti langkah berikutnya dari kedua negara adidaya ini untuk menentukan arah masa depan hubungan mereka.