
27 Februari 2025
Harga emas mengalami penurunan hingga 1% seiring dengan penguatan dolar AS yang menekan permintaan logam mulia. Investor kini menantikan rilis data inflasi terbaru yang dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
Dolar AS Menguat, Emas Tertekan
Dalam perdagangan terbaru, harga emas spot turun sekitar 1% menjadi $2.015 per troy ons, sementara emas berjangka AS juga mengalami pelemahan serupa. Penguatan dolar AS membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan terhadap aset safe haven ini mengalami penurunan.
Analis menyebutkan bahwa penguatan dolar AS didorong oleh ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama untuk mengendalikan inflasi. Hal ini membuat investor lebih cenderung beralih ke aset berbasis dolar dibandingkan emas.
Investor Menunggu Data Inflasi AS
Fokus utama pasar saat ini adalah rilis data inflasi AS yang dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan. Jika angka inflasi lebih tinggi dari perkiraan, The Fed kemungkinan akan mempertahankan sikap hawkish, yang dapat semakin menekan harga emas. Sebaliknya, jika inflasi melambat, harapan pemangkasan suku bunga dapat meningkat dan mendukung kenaikan harga emas.
Selain inflasi, investor juga mencermati pernyataan pejabat The Fed mengenai prospek kebijakan moneter. Sikap bank sentral terhadap inflasi dan suku bunga akan menjadi faktor penentu arah pergerakan emas dalam beberapa pekan ke depan.
Kesimpulan
Harga emas turun 1% akibat penguatan dolar AS, sementara investor menantikan data inflasi AS sebagai indikator kebijakan moneter The Fed. Jika inflasi tetap tinggi, harga emas berpotensi mengalami tekanan lebih lanjut. Namun, jika inflasi melambat, harapan pemangkasan suku bunga dapat mendorong harga emas kembali menguat.